Home » » Go Green

Go Green

Written By Admin-Blog on Jumat, 02 Desember 2011 | 06.43

Oleh: Sigit Cahyono, S.T.
Karunia Allah

Siapa yang tak terpesona dengan keindahan alam semesta ini. Di daratan panorama alam yang begitu indah. Ladang yang ditumbuhi dengan berbagai tanaman. Jalan berikut pendamping setia mereka yaitu pohon-pohon yang rindang. Taman-taman dengan beraneka ragam tanaman hias dan bunga.
Begitu pula dengan indahnya pemandangan di dasar laut. Jutaan terumbu karang yang melengkapi dunia bawah air. Semuanya itu merupakan wujud dari kekuasaan Allah SWT yang dikaruniakan kepada manusia dan segenap makhluk ciptaannya.
Allah SWT telah berfirman :
”Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan.” (Q.S Al-An’am : 95)

Tumbuhnya berbagai macam tumbuhan dan biji buah-buahan merupakan bukti dari kekuasaan Allah SWT yang ditunjukkan kepada segenap hamba-hambanya agar mereka senantiasa ingat dan bersyukur. Memperhatikan kekuasaan Allah sangatlah penting karena ia dapat menghantarkan kepada sikap rendah diri dihadapanNya. Sedangkan rasa syukur tidak kalah penting pula manfaatnya karena ia akan mendatangkan karunia yang berlipat dari setiap nikmat yang telah diperoleh.

Pemimpin Bumi

Bumi adalah salah satu dari sekian banyak planet dan bintang yang telah diciptakan Allah SWT. Dari sekian banyak planet dan bintang tersebut hanya bumilah yang dikehendaki Allah sebagai tempat yang memiliki kehidupan. Sudah menjadi ketetapan Allah bahwa setiap tempat hendaknya memiliki khalifah (pemimpin). Dan ternyata makhluk bumi yang terpilih sebagai khalifah adalah an-naas (manusia).
Allah berfirman:
”Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”(Q.S Al-Baqarah : 31)

Khalifah (pemimpin) yang dimaksud dari ayat di atas tidak lain adalah manusia. Walaupun para malaikat masih meragukan kemampuan dari manusia tetapi Allah telah menegaskan tentang kemutlakan kekuasaanNya bahwa Allah lebih mengetahui dan lebih paham dari pada semua makhluknya. Hal ini sesuai dengan firman Allah :

”Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!”

”Mereka menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”

Allah berfirman: “Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini.” Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: “Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?” (Q.S Al-Baqarah : 31-33)

Empat ayat diatas merupakan penegasan Allah tentang posisi manusia sebagai khalifah (pemimpin) di bumi.

Tugas dan Peran Manusia dalam Pengelolaan Bumi

Manusia sebagai khalifah di bumi memiliki tugas dan peran yang sangat mulia. Tugas dan peran manusia dalam pengelolaan bumi antara lain:
1. Menguasai bumi beserta isinya untuk kelangsungan hidup diri dan lingkungannya
2. Mengelola dan memanfaatkan bumi untuk kemaslahatan (kebaikan)
3. Memelihara bumi dengan cara memakmurkannya
4. Mengawasi bumi dari segala ancaman dan bencana
5. Mempergunakan sumber daya alam di bumi dengan sebaik-baiknya
Hal ini telah difirmankan Allah SWT :

“Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya[726], karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya).”
(Q.S Huud : 61)

[726]. Maksudnya: manusia dijadikan penghuni dunia untuk menguasai dan memakmurkan dunia.

Tugas dan peran manusia dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam di bumi tidaklah mudah. Sebagai makhluk ciptaan Allah selain memiliki kelebihan dari makhluk lain manusia juga memiliki banyak kekurangan. Hal ini sudah menjadi ketetapan Allah SWT bahwa manusia memiliki sifat dhoif (lemah).
Bumi yang begitu luas dengan segala sumber daya alam yang ada di dalamnya memerlukan pemahaman yang cukup untuk dapat mengelola dan memanfaatkannya.
Karenanya diperlukan ilmu dan pengetahuan guna menunjang tugas dan peran dari manusia tersebut.

Wujud Pemeliharaan Bumi

Banyak hal yang dapat dilakukan kaitannya dengan pemeliharaan bumi. Di setiap tempat yang kita tapaki senantiasa memerlukan pemerhatian. Ketika manusia memanfaatkan fasilitas yang ada di bumi maka timbal baliknya adalah bumipun butuh perhatian yang positif pula. Contoh sederhananya seperti para petani ketika dapat memanen padi maka lahan pertaniannyapun perlu perawatan dan pengolahan yang baik agar kedepannya dapat memanen padi lagi. Hal tersebut harus dilakukan para petani terus menerus apabila menginginkan untuk selalu dapat memanen hasil pertaniannya.

Wujud pemeliharaan bumi yang mungkin agak sedikit terabaikan adalah Gerakan Penghijauan (Go Green). Penghijauan sangat penting sekali dilakukan mengingat melihat kondisi bumi saat ini yang begitu memprihatinkan. Seringkali ditemukan kerusakan-kerusakan yang terjadi di bumi. Hutan-hutan sekarang banyak yang gundul karena ulah para manusia yang kurang memperhatikan lingkungan. Ratusan bahkan mungkin ribuan ladang dan sawah sekarang sudah banyak yang menjadi rumah. Pemukiman kota yang begitu padat dengan disertai polusi-polusi udara yang keluar dari pabrik dan asap kendaraan bermotor.
Dari gambaran diatas telah jelas bahwa gerakan penghijauan mutlak penting dilakukan untuk menjaga kelestarian alam ini sebagai perwujudan manusia dalam pemeliharaan bumi.

Hari Menanam Pohon Indonesia

Sebagai perwujudan sikap peduli terhadap bangsa dalam upaya menyuarakan gerakan penghijauan, Presiden Republik Indonesia Bp. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan tanggal 28 Nopember 2008 sebagai Hari Menanam Pohon Indonesia. Penetapan tersebut dituangkan dalam bentuk Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2008 tentang Hari Menanam Pohon Indonesia. Tanggal tersebut juga ditetapkan sebagai awal dimulainya penanaman pohon serentak di seluruh Indonesia. Kegiatan menanam pohon tersebut dilanjutkan dengan penetapan kegiatan menanam pohon selama bulan Desember, sebagai Bulan Menanam Pohon Nasional.

Kegiatan tersebut merupakan momentum strategis bangsa Indonesia dalam upaya mengantisipasi perubahan iklim global, degradasi dan deforestasi hutan dan lahan, serta kerusakan lingkungan lainnya yang mengakibatkan penurunan produktivitas alam dan kelestarian lingkungan.

Dengan adanya penetapan Hari Menanam Pohon Indonesia oleh Presiden RI hendaknya disambut positif oleh segenap bangsa Indonesia guna mendukung dan mensukseskan gerakan penghijauan. Karena seperti apapun sebuah wacana atau keputusan kalau tidak diikuti dan didukung oleh siapapun maka wacana atau keputusan tersebut akan mandul dan tak ada artinya. Oleh karena itu semangat gerakan penghijauan perlu ditumbuh kembangkan agar bumi tercinta ini senantiasa terjaga dengan baik.

Pentingnya Pohon

Pohon adalah makhluk hidup yang tidak bisa berjalan tetapi memberikan peran yang signifikan bagi makhluk yang berjalan.
Ada penciptaan yang nyata pada pohon. Sel-sel yang menyusun pohon tertata sedemikian agar membentuk akar, batang, kulit kayu, buluh air, cabang, dan daun. Sel-sel itu membentuk bagian-bagian yang membuat pohon bertahan hidup dengan melakukan fungsi-fungsi penting. Ada suatu pembagian kerja yang tertata dan terencana di antara bagian-bagian itu.

Sebatang pohon menyerupai sebuah pabrik kimia raksasa. Proses-proses kimia yang sangat rumit dijalankan dengan menimbang urut-urutan yang tanpa cela. Ada bukti bahwa organ-organ yang menjalankan proses-proses ini melakukan perhitungan bagaikan seperangkat komputer.
Dari sebuah kajian penelitian, secara sederhana dapat disimpulkan semakin tinggi pohon yang tumbuh subur diatas tanah akan semakin memberi manfaat yang lebih di antaranya adalah:
(a) Menghasilkan oksigen 1,2 kg/pohon/hari,
(b) Membuat teduh/sejuk, menyerap panas 8x lebih banyak,
(c) Menjaga kelembaban, menguapkan 3/4 air hujan ke atmosfir,
(d) Menyerap debu,
(e) Mengundang burung
(f) Membuat keindahan.

Sementara itu fungsi pohon di bawah tanah di antaranya adalah:
(a) Menyerapkan air ke tanah,
(b) Mengikat butir-butir tanah,
(c) Mengikat air di pori tanah dengan kapilaritas dan tegakan permukaan.
Keberadaan pohon sangat penting dibutuhkan. Baik bagi manusia, hewan maupun alam sekitar. Manusia sebagai pengelola dan pemelihara tidak dibenarkan ketika melakukan penebangan pohon secara liar.

Alasannya adalah:
1. Satu pohon menghasilkan 1,2 kg oksigen per hari. Satu orang bernafas perlu 0,5 kg oksigen per hari. Jadi satu pohon menunjang kehidupan dua warga dan menebang satu pohon di kota berarti mencekik dua warga.
2. Akar pohon menyerap air hujan ke tanah sehingga tidak mengalir sia-sia. Kemudian mengikat air di pori tanah dan menjadikan sebagai cadangan air di musim kemarau, sehingga ketersediaan air tanah secara berkesinambungan tetap terjaga dan menjaikan debit mata air, sungai dan danau tetap besar, serta tidak terjadi kekeringan pada musim kemarau dan pada musim penghujan bencana banjir tidak terjadi. Jadi menebang pohon di hutan atau di lereng gunung terutama di daerah tangkapan air / konservasi secara tidak terkendali dan tanpa usaha penanaman kembali, berarti mengundang bencana banjir bandang, serta mengakibatkan mata air, danau dan sungai menjadi kering. Kondisi seperti ini sangat tidak menguntungkan bagi pertanian di pedesaan.
3. Akar pohon juga mengikat butir-butir tanah sehingga dapat mencegah terjadinya erosi dan tanah longsor. Jadi menebang pohon terutama di daerah tangkapan air / konservasi seperti daerah pegunungan atau hutan tanpa upaya menanam kembali berarti mengundang bencana erosi dan tanah longsor terutama pada musim penghujan
4. Pohon-pohon di hutan mendaur ulang hujan dan membangun iklim mikro sehingga iklim mikro terjaga, kelembaban terkendali dan curah hujan turun. Jadi menebang pohon di hutan dan membiarkan hutan menjadi gundul, berarti kita menciptakan lingkungan gersang dan terjadi kekeringan terutama pada musim kemarau. Kondisi seperti ini sangat tidak menguntungkan bagi pertanian di pedesaan.
Semoga bermanfaat.

Allahu a’lam
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

FB Kami

 
Support : Waluyo Al-Fadhil | AyoBelajarNgaji.Com
Copyright © 2013. Buletin Mutiara Insan - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger